Sabtu, 02 Mei 2009






ALAT-ALAT KEPERLUAN MEMANCING











JORAN











































GRAFIT/ROLL
















































SENAR/LINE



























PEMBERAT/TIMAH





















































































TIPS N' TRIK MEMILIH PANCING YANG BENAR










Salah satu perlengkapan memancing yang tidak kalah penting adalah joran atau yang lebih dikenal dengan “rods”. Saat ini banyak joran yang beredar di pasaran dengan berbagai merek dan tipe.Bagi yang baru terjun ke hobby mancing., tak ada salahnya dan harus hati-hati dalam memilih joran, baik itu dalam penggunaan maupun kualitasnya. Didalam memilih joran dan memutuskan untuk membelinya, sebaiknya kita pertimbangkan dulu tujuan kita membeli joran apakah itu untuk lomba atau hanya untuk rekreasi saja.Kalau tujuan kita membeli joran untuk mengikuti lomba/galatama sebaiknya memakai joran yang hanya lentur di ujungnya saja. Karena waktu mengajar ikan menjadi lebih singkat dibandingkan dengan joran yang lentur sampai ke tengah. Joran untuk lomba/galatama sebaiknya dipilih model yang tanpa sambungan (1 piece) yakni terdiri dari satu bagian/tangkai (tidak dapat dilepas) dengan panjang joran pada umumnya tidak lebih dari 2 meter.Kita juga bisa mempergunakan hanya satu sambungan (2 piece) yaitu bisa dilepas menjadi 2 bagian dengan panjang joran kurang lebih 1.2 meter – 3 meter. Jangan mempergunakan joran teleskopik atau antena, karena tiap sambungannya mudah bergeser sehingga kelenturannya mudah berkurang dan juga kekuatannya terbagi-bagi.Kontradiksi antara joran dengan pendek sampai sekarang ini hampir tidak ada masalah, tetapi untuk lomba panjang joran idealnya berkisar 168-180 cm, joran yang lebih panjang memang dapat melontarkan umpan yang lebih jauh, tetapi disesuaikan dengan luas kolam yanng rata-rata sempit sehingga tidak memerlukan lontaran yang jauh seperti di laut.Bagi yang memancing hanya untuk sekedar rekreasi saja sebaiknya dipergunakan joran yang lentur sampai ke tengah, yang akan membuat pemancing menikmati waktu pengejaran ikan yang lebih lama, walaupun yang menyambar ikan mungkin hanya ikan-ikan yang kecil.Supaya tidak mudah patahJoran yang patah pada saat mengejar ikan bukanlah salah penjualnya atau pabrik pembuatnya. Kalau mau jujur, joran bisa patah karena kesalahan pemancing karena membebani joran di luar batas kemampuan joran tersebut.Penyebab joran patah di kolam pemancingan atau di laut, paling sering terjadi karena pemancing menyentak joran hannya dengan pergelangan tangan atau mengayun menggunakan siku. Perputaran melebihi sudut 90o inilah yang membuat joran mudah dan langsung patah.Pemancing seharusnya menyentak joran cukup dengan mengayunkan lengan, ditambah dengan menggerakan pergelangan tangan ke belakang. Ini sudah membuat kail mengait di mulut ikan tanpa terlalu berlebihan membebani joran. Ada baiknya usai mancing bilas joran dengan menggunkan air sabun untuk menghilangkan kotoran dan bau.Yakinkanlah bahwa joran itu sudah benar-benar kering dengan cara mengelap sebelum disimpan, kalau perlu melapisi joran dengan cairan (WD40) agar kotoran atau debu tidak cepat menempel. Lalu, simpanlah di tempatnya dan jauhkan dari sinar matahari secara langsung. Apabila joran terkena sinar matahari akan berubah menjadi getas/kering sehingga mudah patah.



Ikan Air Tawar Yang Sering Terpancing Di Sungai, Rawa & Danau
IKAN KOSMOPOLIT, ikan yang keberadaannya melimpah di hampir semua tipe habitat perairan sehingga ada dimana-mana. Lawannya adalah ikan endemit, ikan yang ada pada daerah tertentu, misalnya rainbow Irian (iriantherina werneri) hanya ada di Papua, tidak ada di tempat lain atau wader buta (puntius microps) hanya ada di sungai bergua-gua di Sungai Opak, Oyo dan Progo di Jawa Tengah dan Yogya (tapi sayang sudah punah). Berikut adalah ikan kosmopolit yang sering terpancing :
A. Ikan Gabus (Channa Striata)






·Tersebar : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan di introduksi ke Sulawesi. Nama dearah, gabus, kutuk, deleg, bado, bace, sepungkat, haruan, bakok, pior, ruting, dan ruang. Besar maksimal 4 kg.

·Biologi : Ikan permukaan, pemakan ikan, segala musim, dipancing siang malam.
·Umpan : Flies, minnow, cacing, katak, jangkrik dan ikan-ikan kecil.


B. Ikan Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)



·Tersebar : Ikan yang kosmopolit adalah lele dumbo asli Afrika Selatan tapi kosmopolit di Indonesia.
Besar maksimal 60 kg .
·Biologi : Ikan dasar, pemakan ikan, segala musim, dipancing siang dan malam.
·Umpan : Udang, ikan-ikan kecil dan pelet.


C. Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)


·Tersebar : Kosmopolit se Indonesia. Nama daerah nila, di Yogya disebut kakap gunung, padahal tak ada hubungan dengan kakap laut. Besar maksimal 6,5 kg.
·Biologi :Semua masa air, pemakan segala, segala musim, dipancing siang malam .
·Umpan : Cacing, pelet dan lumut.


D. Ikan Mujair (Oreochromis Mossambicus)

·Tersebar : Kosmopolit se Indonesia. Besar maksimal 4,5 kg
·Biologi :Semua masa air, pemakan segala, segala musim, dipancing siang malam.
·Umpan : Cacing, pelet dan lumut.


E. Ikan Betutu (Oxyeleotris Marmorata)
·Tersebar : Kosmopolit se Indonesia. Nama daerah, bodo, males, beluru, batutu, bakutu dan kembo. Besar maksimal 5 kg.
·Biologi : Ikan dasar, pemakan segala, segala musim, dipancing siang dan malam.
·Umpan : Cacing, cere, jangkrik , pelet udang dan ikan-ikan kecil.

F. Ikan Baung (Mystus Nemurus)
·Tersebar : Kosmopolit se Indonesia kecuali Sulawesi dan Papua. Nama daerah, blukang, sogo, baung, jendil, gesso, baceman dan juaro. Besar maksimal 70 cm / 5-6 kg.
·Biologi : Ikan dasar, pemakan segala, musim hujan dominan dan dipancing malam lebih mudah.
·Umpan : Usus ayam, ikan kecil, udang, pelet dan cacing.

G. Ikan Patin (Pangasius sp)
·Tersebar : Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Nama daerahnya jambal, patin dan pangasisus. Besar maksimal jambal di Wonogiri pernah terjaring 25 kg.
·Biologi : Ikan dasar, pemakan segala, musim hujan dominan, dipancing malam lebih dominan.
·Umpan : Pisang biji, buah sawit, usus ayam, ikan kecil, udang, pelet dan cacing.

H. Ikan Toman (Channa Micropeltes)
·Tersebar : Pulau Jawa bagian barat, Sumatera dan Kalimantan. Nama daerahnya tahuman, tauman, toman dan tobang. Besar maksimal 30 kg
·Biologi : Ikan permukaan, pemakan ikan, segala musim, dipancing malam siang.
·Umpan : Ikan kecil, udang, cacing, katak dan umpan tiruan dengan cara kasting.


I. Ikan Belida (Chitala sp)
·Tersebar : Jawa bagian barat, Sumatera dan Kalimantan. Nama daerah, pipih, blido dan belida. Besar maksimal 5-20 kg tergantung jenis. Kini belida menyusut populasinya dan termasuk dilindungi. Bila mania mendapatnya saat mancing, sebaiknya dilepas dan diharapkan bisa berkembang biak di alam.
·Biologi : Ikan dasar, pemakan ikan, musim hujan dominan, dipancing malam lebih dominan. ·Umpan : Usus ayam, ikan kecil, udang dan cacing.

J. Ikan Sapu-sapu (Hypostomus Plecostomus)
·Tersebar : Asli Sungai Amazone, melimpah di Pulau Jawa. Nama daerah, Sakarmut, sapu-sapu, dan ikan pembersih kaca. Besar maksimal <50>
·Biologi : Ikan dasar, pemakan segala, musim apapun, siang dan malam.
·Umpan : Usus ayam, ikan kecil, udang, pelet dan cacing.
K. Ikan Gurami (Osphronemous Gourami)
·Tersebar : Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Nama daerah, kalui, gurameh dan gurami. Besar maksimal 8 kg.
·Biologi : Ikan permukaan, pemakan tumbuhan dan segala musim, siang dipancing lebih dominan.
·Umpan : Pisang biji, buah sawit, usus ayam, ikan kecil, udang, pelet dan cacing.


L. Ikan Bawal (Collosoma sp)
·Tersebar : Asli Brasil, berkembang luas di Indonesia. Besar maksimal panjang 1 meter / 30 kg. Lebih banyak populasinya di kolam pancingan daripada di alam. Sesekali terpancing di sungai, danau atau waduk.
·Biologi : Ikan semua masa air, pemakan segala, musim apapun, dipancing siang lebih dominan.
·Umpan : Usus ayam, ikan kecil, udang, pelet, cacing, serta umpan tiruanM.


M. Ikan Betik (Anabas Testudineus)
·Tersebar : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Nama daerah, betik, papuyu, bato, betok, harfan, puyu, puyo-puyo, geteh, oseng, kusa, kusong, hoseng dan useng. Besar maksimal 30 cm.
·Biologi : Semua masa air, omnivora, segala musim, siang hari lebih dominan. Merupakan ikan khas rawa dan sungai yang menggenang.
·Umpan : Cacing, ikan kecil, udang, pelet, cere, serangga dan jangkrik.


N. Ikan Sili (Mastamcembelus Macrognatus)
·Tersebar : Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Nama daerah, silli, sisili, deler, beros, silih, kesili, lengeo dan tilan. Besar maksimal panjang 40-50 cm.
·Biologi : Hidup di dasar sungai banjir, omnivora, musim hujan, siang dan malam sama baik untuk memancingnya. Melimpah di sungai yang banjir (kecoklatan).
·Umpan : cacing, ikan kecil dan udang.


O. Ikan Keting (Mystus Nigriceps)
·Tersebar : Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian. Nama daerahnya ndaringan, keting, senggiringan, sengat, kelibere, ririgi dan lundu. Besar maksimal 20 cm.
·Biologi : Hidup di dasar air, omnivora, melimpah musim hujan, siang dan malam sama dominannya. Melimpah di sungai yang banjir dan muara saat penghujan
.Umpan : Cacing, katak, ikan kecil dan udang.


IKAN BERSISIK (FAMILI CYPRINIDAE)
Ikan bersisik atau biasa disebut putihan karena sisiknya mengkilap berwarna putih merupakan famili ikan terbanyak di air tawar, sekitar 147 ikan bersisik air tawar (Kottelat, 1993) yang ada di Indonesia, mulai dari ikan yang berukuran 1 meter (ikan tambra) sampai hanya seujung jari, seperti ikan wader. Bagi orang awam, semua ikan ini dianggap putihan terutama saat masih berukuran kecil (10-15 cm), padahal mereka jelas-jelas ikan yang berbeda. Untuk mengetahuinya memang dibutuhkan deskripsi ikan tersebut (setidaknya gambar). Inilah rincian singkat beberapa ikan yang sering terpancing di perairan air tawar yaitu sebagai berikut :

A. Ikan Tawes (Barbodes Gonionotus)
·Tersebar : Ikan ini kosmopolit (hidup melimpah) se-Indonesia kecuali Irian/Papua yang hidup di sungai, rawa dan danau. Ikan ini mempunyai nama lokal : taweh, baru, lunjar, putihan, badir, kandia, rampang, dan bader. Ikan yang terpancing biasanya rata-rata se-telapak tangan, walaupun ada yang berukuran 5 kg (ditemukan di Thailand).
·Biologi : Hidup di semua masa air, pemakan segala, segala musim, dapat dipancing siang dan malam.

B. Ikan Palung (Hampala Macrolepidota)
Tersebar di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Suka hidup di sungai dan danau. Nama daerahnya : andungan, sebarau, barau, kakap hutan dan palung. Ikan yang terpancing biasanya sekitar 30 cm, tetapi dapat mencapai berat 8 kg.
·Biologi : Merupakan ikan dasar, pemakan ikan, musim kemarau lebih dominan, dapat dipancing siang dan malam. Ciri khas palung adalah bentuk mulut dan mata yang seram, menandakan sebagai ikan predator.
·Umpan: ikan kecil dan udang hidup, cacing, serta umpan tiruan (minow dan flies)



C. Ikan Mas (Cyprinus Carpio)
·Tersebar : Ikan asal China di introduksi ke Indonesia sejak tahun 1927 dan tersebar luas di Indonesia. Besar maksimal lebih dari 50 kg.
·Biologi : Merupakan ikan yang hidup di semua masa air, pemakan segala, segala musim, dipancing siang lebih baik. Ciri khas utamanya bentuk badan paling membulat dibanding ikan putihan lainnya.
·Umpan : Pelet dan cacing. Ikan mas saat kecil mirip ikan cakul yang asli Indonesia, tetapi cakul cuma bisa berukuran 15 cm, sedang ikan mas sampai 1 meter.


D. Ikan Grass Karp (Ctenopharyngodon Idella)
·Tersebar : Ikan asli Cina, di introduksi tahun 1970 an, tersebar luas di Indonesia sebagai pemakan gulma (tanaman air). Besar maksimal : 120 cm/60 kg.
·Biologi : Ikan semua masa air, pemakan bahan tumbuhan, segala musim, dipancing siang lebih dominan. Ciri khas utama ikan ini adalah bentuk mulutnya lebih kecil dibanding ikan mas. ·Umpan : Lumut, pelet, dan cacing. Ikan ini lebih banyak di kolam pemancingan daripada di aam bebas, karena tidak dapat memijah di alam (ikan yang dijual adalah hasil kawin suntik di balai benih).

E. Ikan Nilem (Osteochillus Hasselti)
·Tersebar : Di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Nama daerah : milem, lehat, mangut, rengis, nilem, muntu, palong, palau, pawasa, puyau, assang dan penopa. Biasa hidup di sungai, danau dan rawa yang banyak tumbuh lumut dan tanaman air. Besar maksimal : 30 cm. ·Biologi : Semua masa air, herbivora, segala musim, siang hari lebih dominan. Ciri khasnya adalah adanya sungut di mulutnya.
·Umpan : Cacing, lumut, pelet dan bahan tumbuhan.



F. Ikan Kepras (Puntius Binotatus)
·Tersebar : Di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Nama Daerah : Benteur, wader cakul, tanah, sepadak, tewaring, sunau, kepras. Hidup di sungai, rawa dan danau. Terutama yang berwarna coklat. Besar maksimal : 20 cm.
·Biologi : Semua masa air, omnivora, segala musim, siang hari lebih dominan.
·Umpan : Cacing, pelet, cere. Ikan ini biasa digunakan sebagai umpan ikan sogo,belida, GT/caru di muara, gabus, toman, palung serta ikan predator lainnya.


G. Ikan Lokas (Dangila Cuvieri)
·Tersebar : Di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Nama daerah : Umbu-umbu, lambah pasir, bandengan, wadon gunung, nilem tiworo, kujam, pujau bemban. Hidup di sungai dan danau yang dalam (jarang di pinggir sungai), tarikkan ikan termasuk kuat dibanding besar tubuhnya. Besar maksimal 30 cm.
·Biologi : Semua masa air, omnivora, segala musim, sinag hari lebih dominan. Ciri khas ikan ini adalah bentuk tubuhnya yang memanjang seperti ikan bandeng.
·Umpan : Cacing, lumut dan pelet.


H. Ikan Derbang (Puntius Pinnauratus)
·Tersebar : Di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Nama daerah : Lalawak, lawak, wadon, genggehek, turub hawu, regis, derbang, wader merah, baderbang, halab, iblap dan bihee. Ikan ini banyak terdapat di sungai yang menggenang. Besar maksimal : 20 cm.
·Biologi : Semua masa air, omnivora, segala musim, siang hari lebih dominan. Ciri khas ikan ini adalah adanya semburat merah di pipinya.
·Umpan : Cacing dan pelet.



I. Ikan Wader (Puntius Brammoides)
·Tersebar : Di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Melimpah di berbagai macam habitat perairan. Ikan yang paling tahan banting dibanding ikan bersisik lainnya, sehingga masih eksis di semua perairan. Biasa dipancing untuk digunakan sebagai umpan ikan-ikan predator. Besar maksimal hanya 10 cm.
·Biologi : Ikan permukaan, omnivora, segala musim, siang dan malam.
·Umpan : Laron, pelet dan cacing.


J. Ikan Lampan (Barbodes Schwanenfeldi)
·Tersebar : Di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Melimpah di sungai dan laku juga di pasar akuarium. Ikan ini dapat mencapai ukuran 30 cm. Nama daerahnya : lempan, salap, lampan sungai, tenadak merah, dan lempem. Mirip ikan tawes, tetapi mempunyai ciri khas dengan adanya 2 garis hitam tebal di sirip ekor, tidak terdapat di Pulau Jawa.
·Biologi : Ikan semua masa air, pemakan segala, segala musim siang dan malam.
·Umpan : Cacing dan pelet.


K. Ikan Kafiat (Puntius Wandersii)
·Tersebar : Di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Tidak ada di Pulau Jawa, tetapi banyak dijual di toko-toko akuarium. Dapat mencapai ukuran sampai 30 cm, dan mempunyai nama lain : Cipo. Perangainya sama dengan ikan tawes. Ciri khas tubuhnya lebih merah di bagian sirip-siripnya dibanding ikan tawes.
·Biologi : Ikan semua permukaan, omnivora, segala musim dan dipancing siang dan malam. ·Umpan : Sama dengan ikan tawes.



L. Ikan Seluang (Osteochillus Schlegeli)
Tersebar Di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Dapat mencapai ukuran sampai 20 cm. Ikan ini sekilas mirip wader dan cakul tetapi mulutnya persegi. Mempunyai nama daerah diantaranya : Aralin, aralim, sebrok dan merah mata.
·Biologi : Ikan semua masa air, banyak di perairan menggenang. Segala musim dan dipancing siang hari.
·Umpan : Cacing dan pelet.

SNOOTFISH CLUB



SNOOTFISH CLUB
THE ATTACK OF POWER

HELLO PARA PANCINGERS KNALIN GWE RIZQY PA KABAR OYA MAKASIH SUDAH NYEMPETIN MASUK KE SITUS GWE DISINI KMU BSA LHAT INFORMASI TENTANG ILMU MEMANCING SEPUASLHO KMU JGA BSA HUB GWE LWAT EMAIL ACHMADRIZQY69@YAHOO.CO.ID ATAU HP 08562874880 OK CHOY. SITUS INI GWE PERSEMBAHKAN BWAT TEMEN GWE PLING GOKIL MESGHI OKE!!!!!!!!!!
Memancing

Seorang pemancing sedang memancing ikan air tawar di sebuah telaga dengan menggunakan tongkat pancing (joran)
Memancing (Inggris:Fishing) secara luas adalah suatu kegiatan menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau ditengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang atau beberapa pemancing.
Namun dalam praktek dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus.
Memancing ikan dapat dibedakan berdasarkan alam buruannya, yaitu:
Memancing ikan air laut
Memancing ikan air tawar
Pada dasarnya memancing hanyalah salah satu cara menangkap ikan. Oleh karena itu banyak cara atau teknik menangkapp ikan yang lain.

Sejarah
Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropa bahwa aktifitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolithic sekitar 4.000 - 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.

Teknik Menangkap ikan

Bedasarkan caranya, memancing hanyalah salah satu cara untuk menangkap ikan atau hewan air, selain dengan cara memancing ada beberapa cara menangkap ikan yang lain yaitu:

Dengan Tangan
Menangkap ikan dengan tangan.
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan.
Saat mancing di laut, menangkap ikan dengan cara ini kerap digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). Di Inggris dan Amerika menangkap ikan trout dan ikan salem di sungai-sungai berair dangkal dapat dilakukan dengan tangan (trout tickling).
Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam.

Tombak
Mata tombak untuk menangkap ikan dari Guyana
Menangkap ikan dengan cara menombak lebih mudah daripada dengan tangan dan cara ini sudah digunakan sejak lama oleh manusia.
Ujung tombak dibuat sedemikian rupa seperti pada mata kail agar ikan yang tertangkap tidak dapat lepas dari mata tombak.
Tombak yang dipakai dapat mermacam-macam bentuk, dari yang mempunyai gagang pendek hingga yang panjang dan biasanya bercabang tiga diujungnya (semacam trisula), atau dapat pula hanya bermata satu.

Harpoon
Mata harpoon
Pada masa sekarang cara menangkap ikan dapat menggunakan harpoon yaitu alat penangkap ikan berupa tombak yang diberi tali yang panjang.
Menangkap ikan dengan cara ini diharuskan menggunakan perahu dengan cara mengejar ikan yang sedang diburu.
Harpoon ditembakkan dengan menggunakan sebuah alat pelontar, biasanya alat ini digunakan untuk menangkap Paus.
Setelah ikan terkena harpoon, lalu ikan ditarik dan kemudian diangkat keatas geladak kapal.

Tali pancing
Rol pancing
Pada saat ini cara menangkap ikan paling favorit dan praktis serta dapat dilakukan secara sendirian ialah dengan menggunakan tali pancing yang disebut juga senar.
Pada ujung senar dipasang satu atau lebih mata kail yang mana setiap mata kail diberi umpan hidup ataupun umpan tiruan.
Menangkap ikan dengan cara ini dapat dilakukan di pinggir sungai, danau, tepi laut atau bahkan di tengah laut dengan menggunakan perahu.

Menyedot air
Biasanya cara ini secara teknis tidak dikhususkan untuk menangkap ikan.
Teknik ini lebih sering digunakan untuk menangkap berbagai jenis hewan dasar laut atau moluska seperti kerang, lobster, kepiting dan hewan sejenisnya yang berada di dasar air atau dasar laut.
Caranya dengan menggunakan kompresor yang bekerja dengan menyedot air ke atas kapal lalu disaring dan kemudian air dibuang kembali ke laut.

Jaring
Seorang nelayan menebarkan jala
Dilakukan dengan cara menyerok dengan jaring atau menebar jala yang kemudian diangkat atau dengan memasang jala dengan cara ditunggu selama beberapa waktu tertentu lalu kemudian jala baru diangkat.
Atau bisa juga jala diturunkan ke laut dengan perahu dan berjalan perlahan membentuk suatu lingkaran.
Cara ini dapat dilakukan di air tawar ataupun di laut. Jika di laut cara ini biasanya untuk menangkap udang, ikan kecil atau cumi-cumi.
Dan biasanya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan alat penerangan untuk menarik hewan-hewan tersebut. Jala yang digunakan diletakkan pada bangunan bambu yang biasa disebut bagan.

Layang-layang
Cara ini dilakukan dengan menaikkan sebuah layang-layang yang terbuat dari bahan anti air dan diterbangkan dengan menggunakan tali.
Sebelumnya layang-layang tadi telah diberi tali senar pada ekornya yang pada ujung tali senar tersebut diberi mata kail dan umpan serta diusahakan agar mata kail dan umpan tersebut dapat tercebur kedalam air.
Tetapi cara ini kurang efektif jika dilakukan pada saat cuaca tidak mendukung seperti hujan atau angin kencang

Melubangi permukaan es
Teknik ini dilakukan di laut atau danau yang sedang membeku akibat dinginnya iklim di daerah tersebut.
Menangkap ikan dengan cara ini dilakukan dengan cara mengebor atau membuat lubang pada lapisan es agar alat pancing dapat masuk kedalam air melalui lobang yang telah dibuat sebelumnya.
lalu mata kail di masukkan kedalam lubang tersebut hingga mata kail menembus pada air yang berada dibawah lapisan es yang telah diberi lubang tadi.

Perangkap
Perangkap lobster
Cara ini tidak sebatas menangkap ikan, tapi dapat pula digunakan untuk menangkap hewan laut lain yang biasanya berada di dasar perairan, seperti lobster, kepiting dan sejenisnya.
Penangkapan dengan menggunakan suatu perangkap yang dapat terbuat dari besi, almunium atau bambu dengan cara meletakkan perangkap tersebut pada daerah tertentu. Sebelumnya perangkap tersebut telah diberi tanda atau pelampung agar mudah mencarinya setelah ditinggal untuk beberapa saat.

Bantuan hewan
Di China dan Jepang teknik menangkap ikan dapat menggunakan sejenis burung air yang terlatih, yaitu burung Cormorant.
Biasanya teknik ini dilakukan bersama-sama dengan nelayan lainnya yang semuanya memiliki burung ini. Dengan perahunya para nelayan membentuk lingkaran lalu kemudian burung-burung tersebut diperintahkan untuk mengejar ikan dengan arah ke tengah dari lingkaran.
Setelah mengejar dan menangkap ikan, burung kembali naik ke atas perahu. Teknik ini sudah ada sejak lama di negara tersebut dan diwariskan secara turun-temurun.

Racun ikan
Menabur barbasco
Teknik ini dilarang dan dapat menyebabkan hancurnya terumbu karang karena racun tersebut. Biasanya menggunakan barbasco, sianida atau potasium dengan tujuan membuat ikan menjadi lemas namun banyak juga yang mati.
Menangkap ikan dengan teknik ini biasanya dilakukan untuk ikan hias jenis karang agar dapat dijual hidup-hidup.
Pada gambar diperlihatkan menangkap ikan dengan barbasco, sejenis racun dari akar pohon yang setelah di larutkan ke air akan berwarna keputih-putihan.

Menyetrum
Biasanya menggunakan tongkat yang pada ujungnya disambung ke alat penghasil listrik seperti baterai, aki mobil atau generator listrik.
Teknik ini juga tidak diperbolehkan terutama untuk penangkapan ikan laut karena dapat berpengaruh dan merusak terumbu karang.
Cara ini sebenarnya lebih efektif dilakukan di perairan air tawar seperti sungai, tambak atau kolam.

Bahan Peledak
Teknik ini juga dilarang, peledakan kadang menggunakan dinamit atau bahan peledak lainnya. Teknik ini juga dapat menyebabkan hancurnya terumbu karang dan habitat ikan. Jdi jngn lah kta merusak habitat ikan dengan bom kasihan kan.